LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
KENAIKAN TITIK DIDIH
DISUSUN OLEH : SONI
ABDULLAH
KELAS : XII MIPA_3
GURU PEMBMBING :
KADARYANTI, S.Pd., M.Pd.
SMAN 1 MASBAGIK
TP.2016/2017
Kata Pengantar
Segala
puji bagi Allah Swt. Pencipta dan pemelihara alam semesta. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan bagi Baginda
Nabi Muhammad Saw., keluarga, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir
masa.
Tidak ada
kata yang paling indah selain ucapan “Alhamdulillah” atas limpahan karunia yang
Allah berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Namun dengan segala
kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kadaryanti, S.Pd.,
M.Pd. selaku guru pembimbing mata pelajaran Kimia yang telah memberikan tugas
Praktikum Kenaikan Titik Didih Larutan sehingga kami termotivasi untuk menggali
informasi.
Laporan
ini disusun selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia juga
dimaksudkan agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang materi Kimia.
“No body
is perfect.” Demikian juga laporan ini, sangat jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
ini tetap bermanfaat bagi kita semua.
Akhirnya
kami berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi siswa-siswi lainnya.
Masbagik,
September 2016
Penyusun
Daftar
Isi
·
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………………………..………….2
·
Daftar
Isi….…………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………….3
·
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………………………….4
A. Latar
Belakang……………………………………………………………………………………………………………………………………………..4
B. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………………………………………………………………4
C. Hipotesis………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….4
D. Tujuan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….4
·
BAB
II KAJIAN TEORI……………………………………………………………………………………………………………………………………..5
·
BAB
II METODE PENELITIAN…………………………………………………………………………………………………………….……….8
A. Alat dan
Bahan…………………………………………………………………………………………………………………….……………………….8
B. Pengantar
Percobaan……………………………………………………………………………………………………………………………….8
C. Prosedur
Percobaan………………………………………………………………………………………………………………………………….8
·
BAB
IV DATA & PEMBAHASAN…….....………….……………………………………………………………………………………….…9
A. Hasil
Percobaan…………………………………………………………………………………………………………………………………………..9
B. Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………………………………………….9
·
BAB
V PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………………………….…10
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………………………………….10
B. Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..10
·
Daftar
Pustaka………………………………………………..…………………………………………………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Titik didih adalah suhu
dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan
eksternal yang dialami cairan. Larutan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan
nilai titik didih zat terlarut. Pertama adalah titik didih zat terlarut lebih
kecil daripada pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua
adalah zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut
lebih dulu menguap. Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis zat
terlarutnya. Dalam dunia industri, kenaikan titik didih sangat diperlukan
pemahaman mengenai kenaikan titik didih. Banyak kegiatan industri yang
menerapkan ilmu kenaikan titik didih. Oleh karena itu penting untuk melakukan
percobaan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai kenaikan titik didih untuk
diterapkan di dunia industri.
B. Rumusan
Masalah
·
Bagaimana
pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap kenaikan titik didih suatu larutan?
·
Bagaimana
kenaikan titik didih jika zat terlarutnya berbeda?
C. Hipotesis
·
Jika
konsentrasi zat terlarut semakin besar maka kenaikan titik didih semakin
tinggi.
·
Jika zat
terlarut bersifat elektrolit maka maka kenaikan titik didih lebih tinggi dari pada zat terlarut yang
bersifat non elektrolit.
D. Tujuan
·
Mengidentifikasi
pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap kenaikan
titik didih suatu larutan.
·
Mengidentifikasi
pengaruh zat terlarut elektrolit dan non elektrolit terhadap kenaikan titik
didih suatu larutan.
·
Siswa dapat merancang percobaan tentang kenaikan titik didih
larutan.
·
Siswa dapat melakukan percobaan tentang kenaikan titik didih
larutan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Sifat Koligatif Larutan
Hukum Raoult merupakan dasar dari
empat macam sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif. Kata koligatif
berasal dari kara Latin colligare yang berarti berkumpul bersama, karena sifat
ini bergantung pada pengaruh kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak
pada sifat dan keadaan partikel. Sifat koligatif larutan ada empat macam yaitu
penurunan tekanan uap (ΔP), kenaikan titik didih (ΔTb), penurunan titik beku
(ΔTf) dan tekanan osmosis (π). Sifat kologatif dapat digunakan untuk menentukan
massa molekul relatif suatu zat. (Hiskia Achmad, 1996 : 35-36)
B.
Titik Didih Pelarut Murni
Suatu zat cair akan mendidih jika
tekanan uap jenuh zat cair itu sama dengan tekanan udara disekitarnya. Apabila
air murni dipanaskan pada tekanan 1 atm (760 mmHg) maka air akan mendidih pada
temperatur 100 oC, karena pada tekanan uap jenuh zat cair yang sama dengan 1
atm disebut titik didih normal zat cair itu. Jadi yang dimaksud dengan titik
didih adalah temperatur pada saat tekanan uap jenuh larutan sama dengan tekanan
udara luar (tekanan pada permukaan larutan).
C.
Kenaikan Titik Didih Larutan
Jika pada suhu tertentu, suatu
pelarut murni (air) ditambahkan zat terlarut misalnya gula pasir, maka tekanan
uap air akan turun. Jika semakin banyak zat terlarut yang dilarutkan, maka
makin banyak penurunan tekanan uapnya. Hal ini mengakibatkan larutan gula belum
mendidih pada suhu 100 °C. Agar larutan gula cepat mendidih, diperlukan suhu
yang cukup tinggi, sehingga tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan uap di
sekitarnya. Adanya penambahan zat terlarut ini dapat menghalangi penguapan
partikel pelarut. Sehingga, penguapan partikel-partikel pelarut membutuhkan
energi yang besar. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih
pelarut murni disebut kenaikan titik didih (ΔTb).
ΔTb
= Tb larutan – Tb pelarut
ΔTb
= Tb - Tb°
Gambar 1. Grafik tekanan uap larutan
Berdasarkan grafik di atas dapat
diketahui bahwa pada setiap saat tekanan uap larutan (P) selalu lebih kecil
dari tekanan uap pelarut murni (P°). Sehingga grafik tekanan uap larutan selalu
ada di bawah pelarut dan titik didih larutan akan lebih tinggi dari pelarut
murninya.
Kenaikan titik didih yang disebabkan
oleh 1 mol zat yang dilarutkan dalam 1000 gram zat pelarut mempunyai harga yang
tetap disebut tetapan kenaikan titik didih (Kb). Perhatikan grafik berikut ini
:
Gambar 2. Grafik kenaikan titik
didih
Menurut hukum Roult, kenaikan titik
didih (ΔTb = boiling point elevation) sebanding dengan hasil kali kemolalan
larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Kenaikan titik didih dapat
dirumuskan sebagai berikut :
ΔTb
= m x Kb
Berikut ini adalah nilai harga Kb
dari beberapa pelarut :
Pelarut
|
Titik Didih
(°C)
|
Kb (Cmolal-1)
|
Air
|
100
|
0,52
|
Aseton
|
56,5
|
1,75
|
Etanol
|
78,4
|
1,20
|
Benzena
|
80,1
|
2,52
|
Etil Eter
|
34,6
|
2,11
|
Asam asetat
|
118,3
|
3,07
|
Kloroform
|
61,2
|
3,63
|
D.
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Sifat koligatif larutan ditentukan
oleh jumlah partikel (ion, molekul) dalam larutan. Oleh karena itu, untuk
konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit akan berbeda dengan
sifat koligatif larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan jumlah partikel
dalam larutan elektrolit akan lebih banyak karena adanya proses ionisasi zat
terlarut.
Zat elektrolit jika dilarutkan akan
terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-partikel di dalam larutan.
Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan elektrolit lebih
banyak daripada larutan nonelektrolit. Misalnya, larutan nonelektrolit C6H12O6,
jika dimasukkan ke dalam air menghasilkan 1 mol partikel, sehingga larutan
C6H12O6 1 M akan membeku pada suhu 1,86 °C di bawah titik beku air murni.
Sedangkan 1 mol larutan elektrolit
NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1 mol Na+ dan 1 mol Cl–. Larutan NaCl 1 M
sebenarnya mengandung 1 mol partikel per 1.000 gram air, jadi secara teoretis
akan menurunkan titik beku 2 × 1,86 °C = 3,72 °C.
Banyaknya ion yang dihasilkan dari
zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (α). Larutan elektrolit kuat
mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan elektrolit lemah, yaitu
mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol untuk larutan
elektrolit lemah.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa:
“untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif
larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit”.
Untuk menghitung nilai sifat-sifat
koligatif larutan elektrolit, persamaan-persamaan yang diberikan sebelumnya
untuk larutan non-elektrolit dapat digunakan dengan menambahkan faktor i,
seperti diusulkan van’t Hoff (1880). Nilai faktor van’t Hoff merupakan
perbandingan antara efek koligatif larutan elektrolit dengan larutan
non-elektrolit pada konsentrasi yang sama. Derajat ionisasi dirumuskan sebagai
berikut :
i
= 1+ (n-1) α
dimana,
i
= jumlah partikel yang diukur /
jumlah partikel yang diperkirakan
α = jumlah molekul zat yang terurai /
jumlah molekul mula-mula yang sama.
Untuk menentukan kenaikan titik
didihnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
ΔTb
= m x Kb x i
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Variabel
Penelitian
Adapun variabel yang gunakan dalam
percobaan antara lain:
1. Variabel Manipulasi : Jenis zat terlarut, konsentrasi
Definisi Operasional :
·
Jenis zat terlarut yang dimanipulasi dalam percobaan ini
adalah NaCl dan gula (C6H12O6).
·
Konsentrasi ini merupakan konsentrasi pada zat terlarut.
Untuk zat terlarut NaCl, konsentrasi yang digunakan sebesar 1 m dan 2 m.
Konsentrasi zat terlarut gula yang digunakan dalam percobaan juga sebesar 1 m
dan 2 m.
3. Variabel Kontrol :
Jenis zat pelarut dan volume zat pelarut
Definisi Operasional : Jenis zat pelarut yang digunakan
adalah air dengan volumenya sebesar 50 ml.
4. Variabel Respon :
Titik didih
Definisi
Operasional : Setelah melakukan
percobaan ini maka diperoleh titik didih larutan yang diukur dengan termometer.
B. Alat
dan Bahan
No.
|
Alat/Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Gelas
kimia 100 mL
|
1
buah
|
2.
|
Gelas
ukur 100 mL
|
1
buah
|
3.
|
Termometer
-10 - 100 C
|
1
buah
|
4.
|
Kaki
tiga
|
1
buah
|
5.
|
Kawat
kasa
|
1
buah
|
6.
|
Pembakar
spiritus
|
1
buah
|
7.
|
Gula
|
1
m dan 2 m
|
8.
|
Garam
|
1
m dan 2 m
|
9.
|
Akuades/ Air mineral
|
secukupnya
|
C. Pengantar
Percobaan
Titik
didih suatu zat cair tertentu dapat ditentukan dengan cara memberikan kalor
kepada zat tersebut sampai ditemukan suatu keadaan pada temperature tetap, zat
berubah fasa-nya. Suatu zat cair murni mempunyai harga titik didih tertentu.
Tetapi apabila zat cair murni sudah bercampur dengan zat lain, titik didihnya
dapat berubah tergantung pada pencampurannya. Zat cair mendidih jika tekanan
uap jenuhnya sama dengan tekanan udara luar. Tekanan uap jenuh zat cair murni
yang sudah bercampur dengan zat lain lebih rendah sehingga titik didihnya akan
lebih tinggi.
D. Prosedur
Percobaan
1.
Masukkan
75 mL ke dalam gelas kimia 100 mL kemudian panaskan sampai hampir mendidih.
2.
Celupkan
termometer ke dalam air yang hampir mendidih lalu catat suhunya (suhu akan
meningkat kemudian menurun,
ambillah suhu yang paling tinggi).
3.
Ulangi
langkah 1-2 dengan menggunakan larutan gula, 1 m dan 2 m, dan garam dapur 1 m
dan 2 m, sebagai pengganti air.
BAB IV
DATA & PEMBAHASAN
A. Hasil
Percobaan
Titik
didih air (tb°) = 79°C
No.
|
Larutan
gula
|
Larutan
garam dapur
|
||||
molalitas
|
Titik
didih
(tb°)
|
∆tb°
|
molalitas
|
Titik
didih
(tb°)
|
∆tb°
|
|
1.
|
1
m
|
90°C
|
11°C
|
1
m
|
87°C
|
8°C
|
2.
|
2
m
|
|
|
2
m
|
|
|
B. Pembahasan
·
Berdasarkan hasil data praktikum kenaikan titik didih dari
dua zat terlarut gula dan NaCl dengan menggunakan zat pelarut sama yaitu air.
Dapat kita analisis bahwa pada zat pelarut murni yaitu air dengan suhu hampir
mendidih yaitu 79°C. Selanjutnya pada zat terlarut gula 1 m dengan suhu hampir
mendidih 90°C sehingga diperoleh ΔTb sebesar 11oC melalui percobaan.
Setelah itu pada zat terlarut NaCl/garam dapur 1 m dengan suhu dengan suhu
hampir mendidih 87°C sehingga diperoleh ΔTb sebesar 8oC melalui
percobaan.
·
Pada zat terlarut gula 2 m dengan suhu dengan suhu hampir
mendidih sehingga diperoleh ΔTb sebesar oC melalui percobaan. Setelah itu
pada zat terlarut NaCl/garam dapur 2 m dengan suhu dengan suhu hampir mendidih oC sehingga diperoleh ΔTb
sebesar oC melalui
percobaan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kenaikan titik didih
masing-masing larutan :
·
Kenaikan
titik didih larutan gula 1 m adalah 11°C
·
Kenaikan
titih didih larutan garam dapur 1 m adalah 8°C
·
Kenaikan
titik didih larutan gula 2 m adalah
·
Kenaikan
titik didih larutan garam dapur 2 m adalah
2. Hubungan antara
molalitas larutan dengan kenaikan titik didihnya, yaitu semakin tinggi
konsentrasi (molalitas), maka kenaikan titik didih larutan semakin tinggi.
3. Kenaikan titik didih
untuk larutan garam dapur dan gula pada molalitas yang sama yaitu kenaikan
titik didih garam lebih rendah dibandingkan dengan titik didih larutan gula.
B. Saran
·
Adapun saran yang dapat kami berikan
pada percobaan selanjutnya antara lain menyiapkan statif sebagi tempat
termometer agar diperoleh hasil yang lebih relevan karena tidak terkena
goncangan ataupun kontak dengan kulit praktikan. Intensitas nyala api yang
konstan pada pembakar spirtus sebaiknya juga dikontrol karena berhubungan
dengan lamanya proses pendidihan. Ruangan yang seharusnya digunakan sebaiknya
sesuai dengan suhu kamar bukan ruangan yang ber-AC.
·
Laporan
ini didasarkan atas teori dan praktikum yang telah dilakukan. Diharapkan
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis dalam
penyempurnaan teori dan pengusaan materi. Semoga apa yang diharapkan penulis
dan semua pihak pendukung penulisan laporan ini dapat sesuai dengan penguasan
teori yang diharapkan.
Daftar Pustaka
Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT. Citra
Adutya Bakti.
Hidayanti. 2013. Kenaikan
Titik Didih Larutan Non Elektrolit (online), (http://mafia.mafiaol.com/2013/07/kenaikan-titik-didih-larutan.html,
diakses tanggal 12 Maret 2015).
Suherlly, Ardi. 2013. Kenaikan
Titik Didih (online),
(http://mafia.mafiaol.com/2013/07/kenaikan-titik-didih-larutan.html, diakses
tanggal 12 Maret 2015).
Syukran, Muhammad Adib. 2012. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit (online),
(http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2012/1009081/, diakses tanggal 12
Maret 2015).
www.google.com
Rufaida, Anis
Dyah.2010.KIMIA.Klaten:Intan Pariwara
file:///K:/laporan-praktikum-kenaikan-titik-didih.html