Senin, 19 September 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
KENAIKAN TITIK DIDIH

   
DISUSUN OLEH        : SONI ABDULLAH
KELAS                        : XII MIPA_3
GURU PEMBMBING : KADARYANTI, S.Pd., M.Pd.








SMAN 1 MASBAGIK
TP.2016/2017
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Swt. Pencipta dan pemelihara alam semesta. Shalawat  dan salam semoga terlimpahkan bagi Baginda Nabi Muhammad Saw., keluarga, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa.
Tidak ada kata yang paling indah selain ucapan “Alhamdulillah” atas limpahan karunia yang Allah berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Namun dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kadaryanti, S.Pd., M.Pd. selaku guru pembimbing mata pelajaran Kimia yang telah memberikan tugas Praktikum Kenaikan Titik Didih Larutan sehingga kami termotivasi untuk menggali informasi.
Laporan ini disusun selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia juga dimaksudkan agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang materi Kimia.
“No body is perfect.” Demikian juga laporan ini, sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini tetap bermanfaat bagi kita semua.
Akhirnya kami berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi siswa-siswi lainnya.
Masbagik, September 2016



Penyusun
















Daftar Isi
·         Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………………………..………….2
·         Daftar Isi.…………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………….3
·         BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………………………….4
A.     Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………………………………………..4
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………………………………………4
C.     Hipotesis………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….4
D.     Tujuan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….4
·         BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………………………………………………………………………………………………..5
·         BAB II METODE PENELITIAN…………………………………………………………………………………………………………….……….8
A.     Alat dan Bahan…………………………………………………………………………………………………………………….……………………….8
B.     Pengantar Percobaan……………………………………………………………………………………………………………………………….8
C.     Prosedur Percobaan………………………………………………………………………………………………………………………………….8
·         BAB IV DATA & PEMBAHASAN…….....………….……………………………………………………………………………………….…9
A.     Hasil Percobaan…………………………………………………………………………………………………………………………………………..9
B.     Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………………………………………….9
·         BAB V PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………………………….…10
A.     Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………………………………….10
B.     Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..10
·         Daftar Pustaka………………………………………………..…………………………………………………………………………………………………11













BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan nilai titik didih zat terlarut. Pertama adalah titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya. Dalam dunia industri, kenaikan titik didih sangat diperlukan pemahaman mengenai kenaikan titik didih. Banyak kegiatan industri yang menerapkan ilmu kenaikan titik didih. Oleh karena itu penting untuk melakukan percobaan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai kenaikan titik didih untuk diterapkan di dunia industri.
B.   Rumusan Masalah
·         Bagaimana pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap kenaikan titik didih suatu larutan?
·         Bagaimana kenaikan titik didih jika zat terlarutnya berbeda?
C.   Hipotesis
·         Jika konsentrasi zat terlarut semakin besar maka kenaikan titik didih semakin tinggi.
·         Jika zat terlarut bersifat elektrolit maka maka kenaikan titik didih  lebih tinggi dari pada zat terlarut yang bersifat non elektrolit.
D.   Tujuan
·         Mengidentifikasi pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap kenaikan titik didih suatu larutan.
·         Mengidentifikasi pengaruh zat terlarut elektrolit dan non elektrolit terhadap kenaikan titik didih suatu larutan.
·         Siswa dapat merancang percobaan tentang kenaikan titik didih larutan.
·         Siswa dapat melakukan percobaan tentang kenaikan titik didih larutan.













BAB II
KAJIAN TEORI
A.  Sifat Koligatif Larutan
Hukum Raoult merupakan dasar dari empat macam sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif. Kata koligatif berasal dari kara Latin colligare yang berarti berkumpul bersama, karena sifat ini bergantung pada pengaruh kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak pada sifat dan keadaan partikel. Sifat koligatif larutan ada empat macam yaitu penurunan tekanan uap (ΔP), kenaikan titik didih (ΔTb), penurunan titik beku (ΔTf) dan tekanan osmosis (π). Sifat kologatif dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif suatu zat. (Hiskia Achmad, 1996 : 35-36)

B.  Titik Didih Pelarut Murni
Suatu zat cair akan mendidih jika tekanan uap jenuh zat cair itu sama dengan tekanan udara disekitarnya. Apabila air murni dipanaskan pada tekanan 1 atm (760 mmHg) maka air akan mendidih pada temperatur 100 oC, karena pada tekanan uap jenuh zat cair yang sama dengan 1 atm disebut titik didih normal zat cair itu. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah temperatur pada saat tekanan uap jenuh larutan sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan larutan).

C.  Kenaikan Titik Didih Larutan
Jika pada suhu tertentu, suatu pelarut murni (air) ditambahkan zat terlarut misalnya gula pasir, maka tekanan uap air akan turun. Jika semakin banyak zat terlarut yang dilarutkan, maka makin banyak penurunan tekanan uapnya. Hal ini mengakibatkan larutan gula belum mendidih pada suhu 100 °C. Agar larutan gula cepat mendidih, diperlukan suhu yang cukup tinggi, sehingga tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan uap di sekitarnya. Adanya penambahan zat terlarut ini dapat menghalangi penguapan partikel pelarut. Sehingga, penguapan partikel-partikel pelarut membutuhkan energi yang besar. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih (ΔTb).
ΔTb  =  Tb larutan – Tb pelarut
ΔTb  =  Tb - Tb°

 
Gambar 1. Grafik tekanan uap larutan
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa pada setiap saat tekanan uap larutan (P) selalu lebih kecil dari tekanan uap pelarut murni (P°). Sehingga grafik tekanan uap larutan selalu ada di bawah pelarut dan titik didih larutan akan lebih tinggi dari pelarut murninya.
Kenaikan titik didih yang disebabkan oleh 1 mol zat yang dilarutkan dalam 1000 gram zat pelarut mempunyai harga yang tetap disebut tetapan kenaikan titik didih (Kb). Perhatikan grafik berikut ini :

 
Gambar 2. Grafik kenaikan titik didih
Menurut hukum Roult, kenaikan titik didih (ΔTb = boiling point elevation) sebanding dengan hasil kali kemolalan larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Kenaikan titik didih dapat dirumuskan sebagai berikut :
ΔTb  =  m x Kb
Berikut ini adalah nilai harga Kb dari beberapa pelarut :
Pelarut
Titik Didih (°C)
     Kb (Cmolal-1)
Air
100
0,52
Aseton
56,5
1,75
Etanol
78,4
1,20
Benzena
80,1
2,52
Etil Eter
34,6
2,11
Asam asetat
118,3
3,07
Kloroform
61,2
3,63


D.  Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Sifat koligatif larutan ditentukan oleh jumlah partikel (ion, molekul) dalam larutan. Oleh karena itu, untuk konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit akan berbeda dengan sifat koligatif larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan jumlah partikel dalam larutan elektrolit akan lebih banyak karena adanya proses ionisasi zat terlarut.
Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-partikel di dalam larutan. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit. Misalnya, larutan nonelektrolit C6H12O6, jika dimasukkan ke dalam air menghasilkan 1 mol partikel, sehingga larutan C6H12O6 1 M akan membeku pada suhu 1,86 °C di bawah titik beku air murni.
Sedangkan 1 mol larutan elektrolit NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1 mol Na+ dan 1 mol Cl–. Larutan NaCl 1 M sebenarnya mengandung 1 mol partikel per 1.000 gram air, jadi secara teoretis akan menurunkan titik beku 2 × 1,86 °C = 3,72 °C.
Banyaknya ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (α). Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan elektrolit lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol untuk larutan elektrolit lemah.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa: “untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit”.
Untuk menghitung nilai sifat-sifat koligatif larutan elektrolit, persamaan-persamaan yang diberikan sebelumnya untuk larutan non-elektrolit dapat digunakan dengan menambahkan faktor i, seperti diusulkan van’t Hoff (1880). Nilai faktor van’t Hoff merupakan perbandingan antara efek koligatif larutan elektrolit dengan larutan non-elektrolit pada konsentrasi yang sama. Derajat ionisasi dirumuskan sebagai berikut :
i  =  1+ (n-1) α
dimana,
          i           = jumlah partikel yang diukur / jumlah partikel yang diperkirakan
          α          = jumlah molekul zat yang terurai / jumlah molekul mula-mula yang sama.
Untuk menentukan kenaikan titik didihnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
ΔTb  =  m x Kb x i



BAB III
METODE PENELITIAN
A.   Variabel Penelitian
Adapun variabel yang gunakan dalam percobaan antara lain:
1. Variabel Manipulasi : Jenis zat terlarut, konsentrasi
                   Definisi Operasional        :
·            Jenis zat terlarut yang dimanipulasi dalam percobaan ini adalah NaCl dan gula (C6H12O6).
·            Konsentrasi ini merupakan konsentrasi pada zat terlarut. Untuk zat terlarut NaCl, konsentrasi yang digunakan sebesar 1 m dan 2 m. Konsentrasi zat terlarut gula yang digunakan dalam percobaan juga sebesar 1 m dan 2 m.
3.      Variabel Kontrol    : Jenis zat pelarut dan volume zat pelarut
                                     Definisi Operasional         : Jenis zat pelarut yang digunakan adalah air dengan volumenya sebesar 50 ml.
4.      Variabel Respon   : Titik didih
                                     Definisi Operasional         : Setelah melakukan percobaan ini maka diperoleh titik didih larutan yang diukur dengan termometer.

B.   Alat dan Bahan
No.
Alat/Bahan
Jumlah
1.
Gelas kimia 100 mL
1 buah
2.
Gelas ukur 100 mL
1 buah
3.
Termometer -10 - 100 C
1 buah
4.
Kaki tiga
1 buah
5.
Kawat kasa
1 buah
6.
Pembakar spiritus
1 buah
7.
Gula
1 m dan 2 m
8.
Garam
1 m dan 2 m
9.
Akuades/ Air mineral
secukupnya

C.   Pengantar Percobaan
Titik didih suatu zat cair tertentu dapat ditentukan dengan cara memberikan kalor kepada zat tersebut sampai ditemukan suatu keadaan pada temperature tetap, zat berubah fasa-nya. Suatu zat cair murni mempunyai harga titik didih tertentu. Tetapi apabila zat cair murni sudah bercampur dengan zat lain, titik didihnya dapat berubah tergantung pada pencampurannya. Zat cair mendidih jika tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan udara luar. Tekanan uap jenuh zat cair murni yang sudah bercampur dengan zat lain lebih rendah sehingga titik didihnya akan lebih tinggi.
D.   Prosedur Percobaan
1.      Masukkan 75 mL ke dalam gelas kimia 100 mL kemudian panaskan sampai hampir mendidih.
2.      Celupkan termometer ke dalam air yang hampir mendidih lalu catat suhunya (suhu akan meningkat kemudian menurun, ambillah suhu yang paling tinggi).
3.      Ulangi langkah 1-2 dengan menggunakan larutan gula, 1 m dan 2 m, dan garam dapur 1 m dan 2 m, sebagai pengganti air.


BAB IV
DATA & PEMBAHASAN
A.   Hasil Percobaan
Titik didih air (tb°) = 79°C
No.
Larutan gula
Larutan garam dapur
molalitas
Titik didih
(tb°)
∆tb°
molalitas
Titik didih
(tb°)
∆tb°
1.
1 m
90°C
11°C
1 m
87°C
8°C
2.
2 m


2 m



B.   Pembahasan
·         Berdasarkan hasil data praktikum kenaikan titik didih dari dua zat terlarut gula dan NaCl dengan menggunakan zat pelarut sama yaitu air. Dapat kita analisis bahwa pada zat pelarut murni yaitu air dengan suhu hampir mendidih yaitu 79°C. Selanjutnya pada zat terlarut gula 1 m dengan suhu hampir mendidih 90°C sehingga diperoleh ΔTb sebesar 11oC melalui percobaan. Setelah itu pada zat terlarut NaCl/garam dapur 1 m dengan suhu dengan suhu hampir mendidih 87°C sehingga diperoleh ΔTb sebesar 8oC melalui percobaan.
·         Pada zat terlarut gula 2 m dengan suhu dengan suhu hampir mendidih sehingga diperoleh ΔTb sebesar    oC melalui percobaan. Setelah itu pada zat terlarut NaCl/garam dapur 2 m dengan suhu dengan suhu hampir mendidih      oC sehingga diperoleh ΔTb sebesar      oC melalui percobaan.













BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
1.      Kenaikan titik didih masing-masing larutan :
·         Kenaikan titik didih larutan gula 1 m adalah 11°C
·         Kenaikan titih didih larutan garam dapur 1 m adalah 8°C
·         Kenaikan titik didih larutan gula 2 m adalah
·         Kenaikan titik didih larutan garam dapur 2 m adalah
2.      Hubungan antara molalitas larutan dengan kenaikan titik didihnya, yaitu semakin tinggi konsentrasi (molalitas), maka kenaikan titik didih larutan semakin tinggi.
3.      Kenaikan titik didih untuk larutan garam dapur dan gula pada molalitas yang sama yaitu kenaikan titik didih garam lebih rendah dibandingkan dengan titik didih larutan gula.

B.   Saran
·         Adapun saran yang dapat kami berikan pada percobaan selanjutnya antara lain menyiapkan statif sebagi tempat termometer agar diperoleh hasil yang lebih relevan karena tidak terkena goncangan ataupun kontak dengan kulit praktikan. Intensitas nyala api yang konstan pada pembakar spirtus sebaiknya juga dikontrol karena berhubungan dengan lamanya proses pendidihan. Ruangan yang seharusnya digunakan sebaiknya sesuai dengan suhu kamar bukan ruangan yang ber-AC.
·         Laporan ini didasarkan atas teori dan praktikum yang telah dilakukan. Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis dalam penyempurnaan teori dan pengusaan materi. Semoga apa yang diharapkan penulis dan semua pihak pendukung penulisan laporan ini dapat sesuai dengan penguasan teori yang diharapkan.





















Daftar Pustaka
Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT. Citra Adutya Bakti.
Hidayanti. 2013. Kenaikan Titik Didih Larutan Non Elektrolit (online), (http://mafia.mafiaol.com/2013/07/kenaikan-titik-didih-larutan.html, diakses tanggal 12 Maret 2015).
Suherlly, Ardi. 2013. Kenaikan Titik Didih (online), (http://mafia.mafiaol.com/2013/07/kenaikan-titik-didih-larutan.html, diakses tanggal 12 Maret 2015).
Syukran, Muhammad Adib. 2012. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit (online), (http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2012/1009081/, diakses tanggal 12 Maret 2015).
www.google.com
Rufaida, Anis Dyah.2010.KIMIA.Klaten:Intan Pariwara
file:///K:/laporan-praktikum-kenaikan-titik-didih.html